Sempat Bangkrut Gara-Gara Rugi Rp7,9 Triliun, Barcelona Seharusnya "Dibubarkan"
By ommed
nusakini.com - CEO Barcelona, Ferran Reverter, berkata bahwa klub seharusnya bisa sampai "dibubarkan" pada April jika saja mereka berbentuk Perseroan Terbatas Terbuka setelah nyaris dibikin bangkrut karena rugi €481 juta (Rp7,9 triliun).oleh dewan periode sebelumnya.
Reverter menyebut cara sang mantan presiden, Josep Maria Bartomeu, menjalankan klub "membawa bencana", menuduhnya dan jajaran direksinya merekrut pemain yang sebenarnya tak mampu mereka beli, menawarkan gaji selangit, dan membayar jurnalis.
Bartomeu akhirnya mundur pada Oktober 2020 setelah tuntutan suporter kian memanas dan digantikan oleh Joan Laporta sejak Maret setelah proses pemilihan tertunda gara-gara pandemi Covid-19.
Setelah jajaran dewan Laporta mengaudit pembukuan klub, Reverter mengungkapkan krisis finansial Barca secara utuh dalam sebuah konferensi pers di Camp Nou, Rabu (6/10) waktu setempat.
"Saat kami tiba kemarin Maret, secara teknis klub bangkrut. Jika [berbentuk] Perseroan Terbatas Terbuka, pasti sudah dibubarkan," ujar Reverter.
"Tak ada aliran uang masuk dan kami kesulitan membayar gaji. Utang dan beban kontrak berjangka mencapai €1,35 miliar, dan klub sangat membutuhkan pembiayaan kembali."
Reverter mengaku kesulitan melakukan uji kelayakan karena dewan sebelumnya menghapus surat elektronik setiap 90 hari dan kadang menggunakan komputer pribadi, sehingga sulit untuk melacak semua yang terjadi di balik layar.
Ia juga merinci bagaimana fasilitas latihan yang memburuk serta Camp Nou yang berada dalam keadaan genting harus diperbaiki setelah Laporta terpilih tahun ini.
Namun ia berkata bahwa penyebab utama krisis finansial Barca adalah belanja pemain dan gaji yang terlalu tinggi.
"Antara 2016 hingga 2020, besaran gaji meningkat 61 persen, sama dengan besaran gaji Juventus secara keseluruhan, yang diakibatkan oleh perekrutan pemain dan perpanjangan kontrak pemain," imbuh Reverter.
"Pembelian-pembelian itu dilakukan dalam harga selangit dan dengan meneken kontrak yang termasuk konsep remunerasi baru, seperti bonus kesetiaan dan premi akhir kontrak yang membuat biaya belanja masa mendatang meningkat."
"Jika skuad yang sama dipertahankan musim ini, besaran gaji akan mencapai €835 juta, 108 persen dari pendapatan berulang. Terlebih, operasi ini menyebabkan biaya perantara yang signifikan dan tidak biasa di tahun-tahun sebelumnya."
Reverter juga mengkritik Barca karena merekrut pemain yang tak mampu mereka beli.
"Mereka tidak mempertimbangkan apakah mereka bisa membayar para pemain," tandasnya. "[Antoine] Griezmann dibeli dengan terburu-buru. Mereka sadar tak mampu membayarnya dan berakhir berutang €85 juta untuk menyelesaikan kesepakatan itu."
Studi riset forensik sampai dilakukan demi melacak penyimpangan lain oleh manajemen sebelumnya, termasuk apakah membayar jurnalis dapat dibenarkan.
Reverter tidak lupa menepis dampak Covid-19, dengan berkata bahwa tanpa pandemi, Barca akan tetap merugi hingga €390 juta pada musim 2020/21. Kerugian klub yang sesungguhnya adalah €481 juta (Rp7,9 triliun).
Untuk itu, Barca harus mengorbankan musim panas ini untuk menjamin masa depan klub.
Pemain bergaji tinggi, Lionel Messi dan Griezmann, direlakan, sementara pemain lain setuju memotong gaji, dengan €155 juta berkurang dari total besaran gaji.
Blaugrana juga mengambil jalur kredit dari Goldman Sachs senilai €500 juta, yang dibayarkan dalam kurun 10 tahun dengan bunga 1,98 persen.
Tindakan ini, sekaligus melepas Emerson Royal dan Ilaix Moriba pada hari tenggat transfer, membuat klub mampu memperbarui kontrak talenta muda mereka seperti Ansu Fati, Pedri, dan bahkan bisa merekrut pemain pada Januari.
"Kami masih belum aman dan masih harus mengurangi pengeluaran, tetapi kami bisa merekrut dan memperbarui [pemain]," imbuh Reverter.
"Pembaruan kontrak Pedri dan Ansu dalam langkah yang tepat dan pelepasan pemain [di akhir Agustus] menghasilkan lebih dari €20 juta menurut peraturan Fair Play La Liga, sehingga kami bisa merekrut pemain jika perlu."
Reverter berharap per musim panas depan, Barcelona bisa berada di posisi yang lebih kuat di bursa transfer.
Soal kepergian La Pulga, Reverter berkata permasalahan keuangan Barca baru mulai ketahuan sejak Juli--saat uji kelayakan dilaksanakan--dan Messi "tak bisa menanti hingga 31 Agustus" untuk mengetahui apakah mereka bisa mendaftarkan kontrak barunya ke La Liga.
Tanpa sosok Messi, Reverter tak mencemaskan ditinggal sponsor karena klub menegosiasikan beberapa kontrak penting, termasuk sponsor seragam baru.
Ia berkata bahwa "merk dagang Barca tetap kuat" dan meyakinkan bahwa pihak klub mengharapkan kenaikan pendapatan ke depannya. (gi/om)